Jumat, 01 Mei 2009

SEPUTAR TENTANG HARIAN UMUM REPUBLIKA DAN SUARA PEMBARUAN

Surat kabar atau koran merupakan salah satu sarana bagi publik untuk mendapatkan info berita yang terjadi baik nasional maupun Internasional. Begitu kita bangun dari tidur, kita dapat menikmati berita melalui media TV maupun media massa. Kebutuhan membaca koran boleh di ibaratkan sebagai teman saat kita menikmati kopi pagi. Dalam tulisan ini akan dibahas sekilas tentang harian Umum Republika dan Harian Umum Suara Pembaruan sebagai harian Nasional yang ada di Indonesia.

a. Harian Umum Republika.

Organisasi Perusahaan. Data terakhir yang kita peroleh per Senin, 27 April 2009 harian ini diawaki oleh Pemimpin Redaksi Ikhwanul Kiram Mashuri, Wakil Pemimpin Redaksi Nasihin Masha, Redaktur Pelaksana Arys Hilman, Redaktur senior Anif Punto Utomo, dengan alamat Readaksi di Jalan warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510. Republika terbit perdana pada 4 Januari 1993, sebagai sarana untuk mewadahi kebuntuan para wartawan profesional dari kalangan umat Islam. Sebelumnya media sebagai tempat menyalurkan ide-ide umat Islam seakan terbelenggu oleh rezim yang berkuasa saat itu yaitu Orde Baru. Kehadiran Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang merupakan organisasi baru bagi kalangan cendekiawan muslim di Indonesia, sangat mendukung terbitnya suatu media bagi umat Islam dengan berhasil menembus rezim kuasa untuk izin penerbitan.

Dukungan umat Islam cukup besar dengan terbitnya Republika. Hal ini tergambar dari cepat terjualnya saham yang ditawarkan yaitu Rp 5.000,. per lembar saham per orang. Dengan motto Terbit, Bertahan, dan Maju Dengan Kreatifitas, PT Abdi Bangsa Tbk sebagai penerbit Republika berusaha membesarkan Republika. Bahkan meski sebagai koran baru, Republika waktu itu merupakan koran/harian yang cukup warna baru di dunia jurnalistik Indonesia. Dengan tampilan desain yang menarik Republika berhasil meraih gelar sebagai Juara pertama Lomba Perwajahan Media Cetak tahun 1993. Sejak tahun 2004 PT Republika Media Mandiri ( RMM ) mengambil alih PT Abdi Bangsa Tbk untuk mengelola Republika.

Redaksi. Sebagai Harian Umum Nasional Republika yang dilahirkan oleh kalangan komunitas Muslim, Republika dikelola oleh jurnalis muslim yang mempunyai potensi kemampuan yang besar. Selain jajaran Redaksi seperti yang telah disebut diatas Republika membuka kantor Perwakilan di Jawa Barat, Biro DIY dan Jawa Tengah serta Biro Jawa Timur.

Isi Pemberitaan. Tidak terlepas dari Misi dan Visi Harian Umum Republika, isi berita yang ditampilkan lebih banyak bernuansa Islam. Meskipun demikian untuk memenuhi tuntutan masyarakat Harian Republika juga menampilkan berita lain yang menarik dan untuk konsumsi publik. Pada halaman pertama kita akan mendapatkan tampilan berita utama. Topik Nasional hadir di 2 (dua) halaman penuh. Disamping itu masih banyak topik-topik lain yaitu Nusantara, Opini, Telisik, Internasional, Ekonomi Bisnis, Kabar Kota, Bursa, Wawancara, Investasi Global, Syariah, Sepak Bola, Arena, Iptek dan Kesehatan, Pendidikan, Warna dan TV Guide, Warna. Dalam masa krisis seperti sekarang, Harian Umum Republika tetap konsisten terbit dengan 28 halaman. Apalagi dalam masa Pemilu sekarang ini Republika menampilkan 2 halaman penuh khusus untuk menampilkan berita seputar Pemilu. Untuk kalangan pebisnis dapat memanfaat halaman Class Ad untuk menawarkan produknya melalui iklan yang dipasang di harian republika ini. Pada halaman Opini di sediakan 1 (satu) halaman untuk menuangkan ide tulisan yang berasal dari pakar ataupun pembaca mengenai topik-topik yang sedang hangat di masyarakat.

Gaya bahasa. Seperti Harian Umum lainnya, Republika menggunakan Bahasa Indonesia dengan gaya yang mudah dipahami oleh seluruh pembaca yang ada di seluruh Nusantara. Dengan bahasa yang lugas Republika menampilkan berita terkini penuh inovatif dan bergaya modern, apalagi dilengkapi dengan foto-foto yang menarik. Nuansa Islam sangat kental, baik dalam gaya bahasa maupun isi sehingga dapat sebagai pilihan bagi kalangan muslim untuk dijadikan sebagai Koran Keluarga.

b. Harian Umum Suara Pembaruan.

Sejarah dan Organisasi Perusahaan
. Harian Suara Pembaruan merupakan prototipe dari Harian sore Sinar Harapan yang sempat dibredel oleh Rezim Orde Baru waktu itu. Suara Pembaharuan lahir pada 4 Februari 1987. Oleh Departemen Penerangan waktu itu, pengelola Harian Sinar Harapan tidak diijinkan untuk mengelola Harian Suara Pembaruan yang terbit menggantikan Sinar Harapan. Sebetulnya sejarah Pembredelan Sinar Harapan oleh Rezim Orde Baru sudah berlangsung sebanyak 4 (empat) kali. Pertama sekitar tahun 1965 saat timbulnya gerakan 30 Setember oleh PKI. Kedua, pada 1973, tepatnya 2 sampai 11 Januari, SH dilarang terbit oleh Pelaksana Khusus Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban Daerah Jakarta Raya (Laksus Pangkopkamtibda Jaya) karena menyiarkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBN) sebelum disampaikan Presiden pada sidang DPR. Ketiga, 21 Januari - 3 Februari 1978, karena memberitakan aksi-aksi mahasiswa Sinar Harapan di bredel bersama enam koran Ibukota lainnya, yakni Kompas, Pelita, Merdeka, Pos Sore, Indonesia Time, dan Sinar Pagi. Keempat, 9 Oktober 1986, Sinar Harapan kembali diberedel, karena Harmoko selaku Menteri Penerangan (Menpen) waktu itu, menilai bahwa tulisan-tulisan yang dimuat oleh Sinar Harapan menciptakan suasana yang serba suram, merisaukan, membingungkan, dan meresahkan masyarakat.

Dengan pengalaman pahit seperti diatas mulai 4 Februari 1987, terbitlah Suara Pembaruan sebagai “ Sinar Harapan jilid V ’’. Adapun yang menjadi Dewan Redaksi adalah Sabam Slagian sebagai ketua, Dr. Sutarno sebagai wakil ketua. Untuk Presiden Direktur WimTangkilisan, serta Direktur Randolph Latumahina. Komisaris Utama di pegang oleh Hendrikus Gerardus Rorimpandey, seorang pejuang kemerdekaan yang punya perhatian terhadap dunia jurnalistik. Penerbitnya sendiri oleh PT. Media Interaksi Utama sesuai dengan SK Menpen RI Nomor 224/SK/MENPEN/A.7/1987 dengan alamat redaksi di Jalan Dewi Sartika Nomor 136 D Jakarta 13630.

Redaksional. Dengan pengalaman 4 kali dilakukan pembredelan saat masih sebagai Sinar Harapan , Suara Pembaruan tetap kritis terhadap berita-berita yang ditampilkan. Dengan motto “ Memihak Kebenaran” harian Suara Pembaruan berusaha menampilkan berita yang membawa kebenaran dalam isi berita. Sebagai Harian Umum yang terbit sore hari, Suara Pembaruan berusaha untuk bersikap netral terhadap segala golongan dalam pemberitaan, bahkan boleh dapat dikatakan bahwa Suara Pembaruan lebih santai dan ringan.

Isi Berita. Meski isi pemberitaan yang ditampilkan oleh Suara Pembaruan jauh lebih santai dan ringan dibanding sebelumnya saat masih dengan nama Sinar Harapan, namun pembaca tetap akan disuguhi berita yang cukup menarik untuk disimak. Berita yang ditampilkan meliputi Politik, Hukum, Nusantara, Luar Negeri, Metropolitan, Ekonomi, Olah raga, serta dilengkapi dengan berita santai seperti Properti, Iptek, Lingkungan. Seperti harian yang lain, pada saat berlangsungnya Pesta demokrasi ini, Suara Pembaruan menampilan berita sekitar Pemilu dengan rubrik “ Pesta Demokrasi Indonesia”, yang dimuat dalam 2 (dua) halaman penuh. Bagi para pelaku bisnis dapat memanfaatkan rubrik Iklan yang ada menawarkan produknya.

Gaya Bahasa. Gaya bahas yang di pakai Suara Pembaruan tidak jauh berbeda dengan harian lainnya. Dengan lugas dan bahasa yang mudah di mengerti publik, Suara Pembaruan berusaha menampilkan berita yang dilangkapi dengan foto dan gambar yang menarik. Nuansa Nasrani sangat kental, baik dalam gaya bahasa maupun isi sehingga dapat sebagai pilihan bagi kalangan Nasrani untuk dijadikan sebagai Koran Keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar