Jumat, 11 Desember 2009

KUNJUNGAN IBU KASAU KE KESEHATAN AAU


Sebagai rangkaian kegiatan Penutupan Pendidikan Karbol Akademi Angkatan Udara Periode 2007-2009 tanggal 11 Desember 2009 Ibu Kasau yaitu Ibu Maya Imam Sufaat yang juga Ibu Karbol melakukan kunjungan ke Kesehatan Akademi Angkatan Udara. Kunjungan disambut langsung oleh Kepala Kesehatan AAU Mayor Kes Dr.M.Roikhan Harowi.,SpTHT-KL.M.Kes beserta staf dan anggota kesehatan. Ikut mendampingi dalam kegiatan kunjungan tersebut Ibu Ir. Dermawan Silaen beserta Ibu-Ibu Pengurus PIA Ardya Garini.

Dalam kunjungan tersebut Ibu Maya Imam Sufaat sempat berbincang-bincang dengan Siswa Karbol yang sedang menjalani perawatan di Kesehatan AAU. Siswa Karbol yang menjalani perawatan antara lain Sersan Karbol Ardhea, Sersan Karbol Hendriyan Frinando serta Sersan Karbol Amri Yudha. Kepala Kesehatan AAU Mayor Kes Dr.M.Roikhan Harowi.,SpTHT-KL.M.Kes menjelaskan bahwa karbol-karbol yang dirawat saat ini masih dalam tahap pemulihan setelah menjalani sakit. Dalam kesempatan itu juga Ibu Maya Imam Sufaat berkenan memberikan bingkisan kepada para pasien.

Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama kali Ibu Maya Imam Sufaat ke Kesehatan AAU setelah beliau memangku jabatan selaku Ketua Umum PIA. Bagi Kepala Kesehatan kunjungan ini juga merupakan kunjungan yang pertama kali diterima setelah menjabat Kepala Kesehaatn AAU.

Rabu, 09 Desember 2009

Kualitas Hidup Penderita Rinosinusitis Kronik Pasca Terapi Bedah

M.Roikhan Harowi 1, Soepomo Soekardono 1, Bambang Udji Djoko.R 1

Intisari

Rinosinusitis kronik (RSK) adalah gangguan yang mempunyai karakteristik adanya peradangan mukosa hidung dan mukosa sinus paranasalis yang berlangsung selama 12 minggu. RSK mempunyai pengaruh penting pada kualitas hidup penderita. RSK secara nyata akan menurunkan kualitas hidup akibat obstruksi hidung dan iritasi, gangguan penghidu, gangguan tidur dan gejala pilek yang peristen. Meskipun terapi bedah dapat mengurangi kejadian rekurensi infeksi pada penderita RSK, namun hanya sedikit diketahui efek terapi bedah pada kualitas hidup penderita. Bedah sinus endoskopi (BSE) adalah salah satu hal penting dalam pengobatan RSK. Perbaikan setelah BSE untuk RSK dilaporkan sangat baik hingga mencapai 98 %. Penggunaan BSE telah memperbaiki kemampuan untuk melihat anatomi dan perluasan penyakit menggunakan endoskopi. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan kualitas hidup penderita RSK yang dilakukan Bedah konvensional dengan yang dilakukan Bedah Sinus Endoskopi.

Penelitian ini menggunakan desain analisis cross sectional pada pasien yang telah dilakukah terapi bedah. Penderita RSK yang telah dilakukan terapi bedah dibedakan menjadi dua kelompok, kelompok bedah konvensional dan kelompok bedah sinus endoskopi. Masing-masing kelompok berjumlah 31 orang. Kualitas hidup dibandingkan pada minimal 6 bulan pasca bedah menggunakan Sinonasal Outcome Test 20. Data di analisis menggunakan uji X2 dan uji X2 Mantel Haenzel untuk mengevaluasi karakteristik subyek untuk masing-masing kelompok. Tidak ada perbedaan karakteristik subyek menurut kelompok terapi (p> 0,05). Ada perbedaan bermakna kualitas hidup menurut riwayat alergi (p=0,001). Tidak ada perbedaan rerata skor masing-masing item SNOT 20 menurut kelompok terapi (p>0,05). Hasil analisis regresi logistik menunjukkan ada perbedaan kualitas hidup menurut umur (p=0,032 95% KI 1,197-53,886) dan menurut riwayat alergi (p=0,033 95% KI 1,318-657,202). Tidak ada perbedaan kualitas hidup penderita RSK antara yang dilakukan bedah konvensional dengan BSE (p=0,095 95% KI 0,574-1034,074)

Kesimpulan : Tidak ada perbedaan kualitas hidup berdasarkan SNOT 20 penderita RSK yang dilakukan bedah sinus endoskopi dibandingkan yang dilakukan bedah konvensional.


Kata kunci : rinosinusitis kronik, kualitas hidup, SNOT 20, terapi bedah sinus
-------------------------------------------------------------
1. Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung tenggorok dan Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/ RSUP Dr. Sardjito

The health-related quality of life in patient’s chronic rhinosinusitis after surgery

M.Roikhan Harowi 1, Soepomo Soekardono 1, Bambang Udji Djoko.R 1

Abstract

Chronic rhinosinusitis (CRS) is a group of disorders characterized by inflammation of the mucosa of the nose and paranasal sinuses of at least 12 consecutive weeks duration. Chronic rhinosinusitis has substantial impact on patient’s quality of life. CRS may significantly reduce health related quality of life as a result of nasal obstruction and irritation, lost sense of taste and smell, sleeping difficulties, and persistent cold-like symptoms. Although sinus surgery may reduce the incidence of recurrent infection in patients with chronic sinusitis, little is known about the effect of such surgery on a patient's quality of life. Endoscopic sinus surgery (ESS) is probably one of the most important therapies for CRS. Improvement following FESS for CRS has been reported as very good, with satisfaction reported in up to 98% of patients. The use of endoscopic sinus surgery (ESS) in the CRS has improved ability to visualize the anatomy and extent of disease using endoscopes. The objective of this study was to compare the health-related quality of life of patients who have been performed conventional sinus surgery with those who have been performed endoscopic sinus surgery.

This was a analytic cross sectional study of patients who have been performed sinonasal surgery. The subjects who have been performed sinus surgery devided into two group, conventional surgery group and endoscopic sinus surgery group. Number of subject would be compared 31 patients for each group. The health-related quality of life would be compared at minimal 6 months after surgery using the Sino-Nasal Outcome Test 20 (SNOT-20). The data have analyzed using X2 test and X2 Mantel Haenzel test to evaluate the characteristic of subject in both groups. There was no significantly difference the characteristic of subject in both groups (p>0,05). There was significantly difference of the patient’s health-related quality of life according to allergy (p=0,001). There was no significantly difference score mean SNOT 20 according to sinonasal surgery group (p>0,05). Analyzed with logistic regresion there was significantly difference of patient’s health-related quality of life according to allergy (p=0,033; adjusted odd ratio 29,433; 95% CI 1,318-657,202) and according to age (p=0,032; adjusted odd ratio 8,030; 95% CI 1,197-53,886). There was no significantly difference of the patient’s health-related-quality of life in chronic rhinosinusitis (CRS) who have been performed endoscopic sinus surgery with those who have been perfomed conventional sinus surgery (p=0,095; 95% CI 0,574-1034,074).

Conclusion : There was no significantly difference of patient’s health-related quality of life according to SNOT 20 in CRS who have been performed endoscopic sinus surgery with those who have been performed conventional sinus surgery.

Keywords : chronic rhinosinusitis, quality of life, SNOT 20, sinonasal surgery
---------------------------------------------------------
1. Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery Departement, Faculty of Medicine Gadjah Mada University/Dr Sardjito Hospital.

HARI PERTAMA SEBAGAI KAKES AAU

Setelah menunggu kurang lebih 4 bulan mutasi ke Yogyakarta akhirnya jadi kenyataan. Mutasi ke Yogya ini sempat tertunda karena harus menunggu junior yang baru sekolah Susdokbang di Jakarta. Dengan perasaan haru bercampur lega Dr.M.Roikhan Harowi.,SpTHT-KL.M.Kes meninggalkan Kupang. Setelah sehari menyerahkan tugas dan tangung jawab sebagai Karumkit kepada Dan lanud El Tari,dokter satu ini meninggalkan El tari dengan pesawat komersial alias ”paum putih”. Selamat tinggal Kupang.....selamat tinggal kenangan di Kota Kasih Kupang.

Hanya dua hari dokter ini bertemu dan melepaskan rindu buat keluarga di rumah. Hari Senin tanggal 16 November 2009 Dr. Harowi sudah mulai aktif di kesehatan Akademi Angkatan Udara (AAU). Kesempatan cuti yang bisa diambil ternyata tidak digunakan dan dimanfaatkan oleh dokter satu ini. Saya sudah lima tahun berturut-turut tidak mengambil cuti...Biarlah hangus. Hari pertama masuk kantor, tentunya adalah perkenalan yang dilakukan Dr. Harowi. Banyak tugas dan pekerjaan di Kesehatan AAU yang harus dilaporkan ke komando atas serta di kooordinasikan dengan satker samping. Karbol adalah perhatian utama di kesehatan AAU.

Hari pertama masuk sudah dipanggil oleh Wagub untuk mengikuti sidang Dewan Akademik yang membahas akademik Sermatukar – Sermatukar yang sebentar lagi akan menyelesaikan pendidikan. Semua harus dijalani dengan senang hati kata dokter Harowi. Bekerja di lingkungan lembaga pendidikan bukan merupakan hal yang baru buat dokter THT satu ini. Pengalaman dia sekitar 4 tahun dari tahun 1993 s/d 1997 di RSAU Adisoemarmo merupakan modal yang cukup untuk menyesuaikan diri di Kesehatan AAU.

Senin, 07 Desember 2009

PULANG KE KOTAMU YOGYAKARTA


Terhitung 27 Agustus 2009 Mayor Kes Dr.M.Roikhan Harowi.,SpTHT-KL.M.Kes mendapatkan Skep untuk mutasi ke Yogyakarta sebagai Kepala Kesehatan (Kakes) di Kesehatan Akademi Angkatan Udara. Sebagai seorang prajurit tentara saya harus selalu siap dipindah tugaskan baik suka maupun tidak suka kata dokter THT ini. Pimpinan pasti mempunyai pertimbangan lain kenapa saya harus dipindah tugaskan, tegas Dr. Harowi. Tugas sebagai Kakes di AAU juga merupakan tantangan tugas yang harus saya hadapi dan jalani. Dinas Kesehatan sebagai bagian dari AAU yang merupakan lembaga pendidikan yang mencetak para calon pemimpin TNI AU mempunyai tugas berat dalam menyiapkan dan memelihara kesehatan serta mental para siswa karbol agar dapat menjalani program pendidikan dengan kesehatan dan mental yang prima.

Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Setiap sudut menatapmu bersahabat
Penuh selaksa makna…….dst

demikian nyayian Katon Bagaskara dalam syair lagunya Yogyakarta.

Setahun bertugas di Rumah Sakit TK IV El Tari merupakan waktu yang singkat. Meskipun demikian banyak pelajaran yang dapat dipetik selama dinas di Kupang Kota Kasih. Tugas sebagai Kepala Rumah sakit menuntut seorang pemimpin mampu menggerakan dan memotivasi anak buah agar mampu menjalankan tugas sebagai prajurit tentara sekaligus sebagai tenaga medis. Prinsip managemen harus benar-benar diterapkan agar semua tugas dapat terselesaikan, demikian ungkap Mayor Kes Dr.M.Roikhan Harowi.,SpTHT-KL.M.Kes selaku mantan Kepala Sakit Tk IV El Tari Kupang.

Satu hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah menjalin kerjasama dengan instansi maupun intitusi di luar TNI. Institusi maupun Instansi diluar TNI akan sangat senang sekali jika kita mau bekerjasama,karena banyak hal yang dapat kita petik dan bermanfaat dari kerjasama tersebut. Kerjasama tersebut akan saling mengisi. Pengalaman bentuk kerjasama dijalin adalah saat akan diadakan Bakti sosial (Baksos) dalam rangka Hari Bakti TNI AU Tahun 2009. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun. Hanya dalam waktu seminggu begitu selesai pendidikan Sekkau 85, sebagai Kepala Rumah Sakit, saya harus menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan Baksos. Obat dan peralatan pendukung lain sebagai modal mengadakan baksos belum dimiliki, padahal tinggal satu minggu pelaksanaan atau hari H nya. Pusing tujuh keliling, demikian kata orang. Tetapi dengan kerjasama yang baik dengan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan Propinsi NTT, Kabupaten maupun Kotamadya Kupang semuanya dapat teratasi. Obat maupun kebutuhan material kesehatan (matkes) serta alkes (alat kesehatan) dapat kita siapkan, demikian ungkap Dr.M.Roikhan Harowi.,SpTHT-KL.M.Kes. Dr Harowi berharap Rumah Sakit Tk IV El Tari Kupang akan bertambah maju di masa mendatang.

Jumat, 04 September 2009

RUMAH SAKIT TINGKAT IV LANUD EL TARI KEMBALI PEDULI


Setelah berhasil melaksanakan kegiatan pengobatan dan sunatan massal yang pertama di Desa Baumata Kecamatan Baumata Kabupaten Kupang pada tanggal 13 Juli 2009, Rumah Sakit Tingkat IV Lanud El Tari kembali melaksankan kegiatan serupa di Desa Naimata Kecamatan Maulafa Kotamadya Kupang pada tanggal 24 Juli 2009. Kegiatan ini juga sebagai rangkaian kegiatan dalam Hari Bakti TNI AU yang ke 62 tahun 2009. Pelaksanaan kegiatan ini didasari bahwa Lanud El tari sebagai bagian dari masyarakat Kupang yaitu sebagian sebagai wilayah kabupaten Kupang dan sebagian sebagai bagian wilayah Kotamdya Kupang. Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat Kotamadya Kupang, Rumah sakit Tingkat IV Lanud El Tari Kupang memilih untuk melaksanakan kegiatan pengobatan dan sunatan massal di Desa Naimata Kecamatan Maulafa . Kegiatan pengobatan massal di Naimata merupakan kegiatan yang pertama kali di wilayah Kotamadya Kupang, karena tahun - tahun sebelumnya kegiatan hanya diadakan di kabupaten Kupang. Komandan Lanud El Tari Letkol PNB Joko Sugeng Suryanto yang alumnus AAU 1991 didampingi Karumkit Lanud El Tari Mayor Kes Dr. M. Roikhan Harowi.,SpTHT-KL.M.Kes menjelaskan kepada pers yang meliput kegiatan tersebut bahwa kegiatan ini akan dijadikan agenda kegiatan rutin tiap tahun sebagai kepedulian lanud El Tari kepada masyarakat Kupang.

Sambutan positif masyarakat Naimata dan sekitarnya terhadap kegiatan ini cukup mengembirakan, Hal ini terbukti dari antusias masyarakat untuk mendapatkan pelayanan pengobatan dan sunatan massal gratis ini cukup banyak yaitu sekitar 306 pasien pengobatan umum dan 60 pasien sunatan. Seperti pada kegiatan sebelumnya, rata-rata peminat sunatan massal adalah laki-laki dewasa dengan rerata usia 25 tahun,dengan usia tertua 42 tahun. Menurut Mayor Kes Dr. M. Roikhan Harowi., SpTHT-KL.M.Kes Karumkit Tingkat IV Lanud El Tari yang juga koordinator pelaksana kegiatan bahwa sunat yang diadakan berbeda dengan sunat adat (sunat tradisional) yang biasa dijalani oleh laki-laki Kupang. Sunat yang dilakukan dengan sunat adat biasanya lebih banyak menimbulkan komplikasi yaitu infeksi sesudah sunat karena kurangnya sterilitas dari alat-alat yang digunakan dan teknik yang dipakai. Selain pengobatan dan sunatan massal juga diadakan pemberian makanan tambahan kepada Balita berupa Biskuit dan makanan pengganti ASI (PASI) berupa bubur susu. Pelaksanaan pengobatan yang di laksanakan melibatkan beberapa satuan samping diantaranya RS TNI AD Wiracakti, RSAL, Dinas Kesehatan Kotamadya Kupang,Kompi D “BS” Paskhas, Satuan Radar 241 Buraen, PIA Ardya Garini Lanud El Tari.

PROFIL KARUMKIT RSAU TK IV EL TARI KUPANG


Namanya agak susah untuk di hafal karena terlalu panjang. Orang akan menyangka bahwa Karumkit satu ini berasal dari luar Jawa karena namanya bukan cetakan nama orang Jawa seperti Joko Keloroloro, Bambang Trenggono, Agus Setiyono dan sebagainya. Tapi Dr. Muhammad Roikhan Harowi.,SpTHT-KL.M.Kes demikian nama yang dimaksud. Namanya cukup panjang dan orang Jawa tulen. Alumnus dari Sepamilsuk angkatan ke VI tahun 1993 ini berasal dari Yogyakarta tepatnya dari kota Wates Kulon Progo. West Prog demikian kebanyakan orang menyebut kota kecil sebelah barat Yogyakarta ini.

Banyak bersyukur
Lahir di Kulon Progo sekitar 40 tahun yang lalu, dan dibesarkan di kalangan masyarakat biasa. Ayahnya seorang pegawai negeri golongan II, dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Masa kecil dia jalani di kampung bersama enam bersaudara serta anak-anak kampung lainnya. SD hingga SMA dia tempuh di tanah kota kelahirannya. Selepas SMA tahun 1988, dia mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi tepatnya di Fakultas Kedokteran UNS Solo tanpa melalui test alias bebas test, yaitu melalui jalur PMDK. Barokah dan Rahmat Allah SWT demikian ungkapan dia terhadap hal ini. Oleh karena itu sepatutnya semua harus disyukuri dengan menjalankan tugas yang ada sebaik-baiknya demikian ungkap Karumkit.

Terbebas Dari PTT
Selesai menempuh pendidikan Sarjana Kedokteran tepat 4 tahun, dia mulai resah karena sistem pengangkatan dokter menjadi PNS tidak otomatis seperti tahun-tahun sebelumnya. Program pemerintah terhadap lulusan dokter yang dikenal dengan PTT (Pegawai Tidak Tetap) mulai diterapkan dan dibedakan menjadi 3 golongan yaitu Daerah sangat terpencil, terpencil dan tidak terpencil. Masuk menjadi dokter ABRI saat itu menjadi pilihannya agar terbebas dari kewajiban PTT yang belum jelas masa nasibnya. Dengan keyakinan dan restu dari orang tua saya diterima masuk Sepamilsuk ABRI VI tanpa sepeser uangpun yang saya keluarkan kata dokter ahli THT ini. Makanya dokter satu ini heran kalau sekarang ada rumor bahwa mau menjadi anggota TNI harus mengeluarkan uang yang banyak. Modal utama adalah kesiapan fisik dan mental, demikian kata Dr Harowi. Pendidikan saya jalani dengan senang hati dan tanpa perasaan beban, sehingga tanpa terasa pendidikan selesai, demikian ungkap dokter ini sambil mengenang saat-saat masa pendidikan militer pertama. Bulan Agustus 1993 dia di lantik menjadi perwira pertama dengan pangkat Letnan dua kesehatan. Penempatan pertama adalah sebagai Perwira DP Lanud Adi Soemarmo Solo sampai dengan tahun 1997.


Pilihan berat
Selesai menyelesaikan pendidikan dokter,dokter satu ini langsung di tempatkan sebagai Kepala unit poli umum Rumkit Iswahyudi Madiun. Belum setahun bertugas di Madiun, tugas ke daerah operasi Timor-Timur harus dia jalani sekitar tahun 1998. Sebagai anggota ABRI, tugas mendadak merupakan hal yang sudah biasa. Tetapi bertugas dengan harus meninggalkan seorang istri Dyah Astuti Damayanti,SH yang dia cintai, yang baru hamil 3 bulan merupakan hal sangat berat. Dengan berat hati dan perasaan bercampur sedih, istri tercinta mengantar keberangkatan tugas ke Timor-Timur menggunakan pesawat C-130 Hercules. Alhamdullilah semua saya jalani dengan lancar dan selamat. Kuncinya adalah doa dan selalu menjalin komunikasi dengan istri selama bertugas, itulah ungkap dokter satu ini.

Dokter Skadron
Tugas di daerah operasi Timor-Timur dia jalani hampir setengah tahun, dan kembali ke Rumkit Iswahyudi Madiun hingga tahun 2000 dan berpangkat Letnan satu . Selesai pendidikan Sekolah Kesehatan Penerbangan (Sekespra) Angkatan XVIII tahun 2000, dokter satu ini dipindah ke Skadron Udara 6 Wing 4 Lanud Atang Senjaya Bogor, sebagai Kepala Urusan Kesehatan (Kaur Kes) atau dokter skadron. Adanya restrukturisasi organisasi di skadron jabatan yang dia tempati berganti nama sebagai Kepala Kesehatan (Kakes) skadron. Pangkat kapten dia dapatkan saat bertugas di skadron. Skadron udara yang oleh kebanyakan anggota TNI AU dianggap tempat yang serem dan menakutkan, ternyata disangkal oleh dokter satu ini. Bagi Dr.M.Roikhan Harowi.,SpTHT-KL.M.Kes skadron merupakan tempat yang menyenangkan untuk belajar dan bekerja. Disiplin dan loyalitas merupakan ciri yang dijunjung tinggi di skadron demikian penjelasan Karumkit El Tari. Hampir 3,5 tahun lebih dinas di skadron dia jalani sehingga cukup akrab dengan crew skadron 6 yang mengawaki pesawat S-58 T (Twin Pack) dan NAS 332 Super Puma ini.

KRL Bogor - Jakarta
Setelah 3,5 tahun di skadron udara 6, dokter satu ini mendapatkan mutasi ke Jakarta yaitu tepatnya sebagai Kaur Audiometri di klinik THT Aeroklinik Lakespra Saryanto. Hari- hari dia jalani dengan perjalanan dari Bogor ke Jakarta dengan menggunakan jasa kereta api KRL. Tepat jam 05.00 dokter ini sudah berada di atas kereta api di stasiun Bogor. Ketinggalan sebentar saja maka akan telat sampai di Jakarta dan tidak akan dapat mengikuti apel pagi, demikian kata dokter Harowi. Dan baru sekitar jam 17.00 dokter ini sampai kembali di Bogor. Hanya mandi dan ganti baju bahkan tidak sempat makan minum dokter satu ini langsung menuju tempat praktek. Kehidupan seperti ini dia jalani dengan senang hati meskipun waktu bersama dengan anak sangat berkurang,karena saat dokter ini berangkat kerja anak-anak belum bangun dan saat pulang praktek,anak-anak sudah tidur. Rutinitas seperti ini tidak lama dia jalani karena panggilan untuk sekolah spesialis THT di Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta telah ada. Mulai per 1 Januarai 2004 kehidupan dia jalani sebagai Residen Ilmu Penyakit THT. Keluargapun harus diboyong ke Yogyakarta.

Usaha dan Kerja Keras
Suasana pendidikan spesialis sangat jauh berbeda dengan kehidupan militer seperti yang dia alami sehari-hari. Banyak teman-teman senior residen THT merupakan adik kelas sewaktu menempuh pendidikan dokter umum dulu. Seorang perwira pangkat kapten harus mau diperintah oleh senior residen yang nota bene adalah adik-adiknya waktu pendidikan dokter dan umurnya jauh lebih muda. Tetapi semua dia jalani dengan senang hati dan ikhlas. Badai pasti akan berlalu, demikian ungkapan dia untuk menghibur diri. Pendidikan spesialis dia jalani dengan usaha dan kerja yang keras karena dia harus menempuh program pendidikan S2 yang dilaksanakan bersama-sama dengan pendidikan spesialis. Double degree demikian istilah yang lazim, karena harus menempuh dua pendidikan dalam satu waktu. Dengan stock dana yang terbatas, kerja dan kemauan yang keras, dia jalani pendidikan spesialis dan S2 dengan lancar. Hal ini terbukti bahwa gelar spesialis THT-KL ini dia raih dengan tepat waktu yaitu bulan Juli 2008, bahkan gelar S2 Magister kesehatan (M.Kes) sudah dia raih pada tahun sebelumnya yaitu Juli 2007.

Peran Keluarga
Kesuksesan yang dia raih tidak terlepas dari peran istri tercintanya yaitu Diah Astuti Damayanti,SH. Istri dan kedua anak tercintanya Muhammad Luthfi Jaisyurrahman (9 tahun) dan Amira Zahra Ahsani Taqwim (5 tahun) adalah sebagai pemberi semangat dan ide dalam menyelesaikan pendidikan. Dialah yang mendorong motivasi saya untuk segera menyelesaikan pendidikan ini, ungkap dokter ini dengan penuh bangga. Bahkan istrinya di suruh untuk menempuh pendidikan S2 juga di Magister Kenotariatan (MKn) Fakultas Hukum UGM, begitu dia menyelesaikan pendidikan spesialis. Saya berprinsip seperti bapak ibu saya, bahwa beliau tidak dapat memberi warisan apa-apa kecuali warisan pendidikan / ilmu yang dapat digunakan sepanjang masa, demikian penjelasan Dr Harowi.

Tugas berat
Begitu selesai pendidikan spesialis, dia mendapatkan Skep penempatan sebagai Kepala Rumah sakit TK IV El Tari Kupang terhitung mulai September 2008. Tugas ini berat dan sebagai tantangan bagi saya untuk dapat menjalankan dengan baik,ungkap ahli THT ini. Rumah sakit TNI AU harus dikelola secara profesional dan berorientasi pelayanan dan profit jika ingin maju, karena subsidi dari atas sangat terbatas. Subsidi silang merupakan cara yang jitu untuk tetap mengedepankan kualitas dukungan dan pelayanan kepada pasien Dinas, demikian penjelasan karumkit.

CERAMAH H1N1 DAN HIV AIDS DI LANUD EL TARI


Rumah Sakit Tk IV EL Tari Kupang kembali melakukan kegiatan dalam bidang pelayanan kesehatan berupa Ceramah kesehatan serta sosialisasi tentang Influenza baru H1N1 (Flu babi) dan HIV AIDS. Kegiatan dilaksanakan di Gedung Serba Guna Lanud El Tari pada tanggal 31 juli 2009, yang diikuti oleh Komandan lanud, para kadis dan seluruh anggota lanud beserta keluarganya, Pengurus beserta seluruh anggota PIA Ardya Garini Cabang 7/D II , anggota Paskhas BS Kupang. Kepala Rumah sakit Tk IV lanud EL Tari Mayor Kes Dr. M. Roikhan Harowi .,SpTHT-KL.M.Kes tampil sebagai pembicara sekaligus koordinator kegiatan dan menyampaikan tentang Influenza Baru H1N1. Topik HIV AIDS disampaikan oleh Tim dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Kupang. Disamping itu dalam kegiatan ini juga tampil Maxi dan Santi dari JOTHI (Jaringan Orang Terinfeksi HIV Indonesia). Maxi dan Santi adalah penderita HIV dan juga koordinator JOTHI wilayah Kotamadya Kupang.
Dalam paparannya Karumkit Lanud El Tari menyampaikan tentang apa itu Virus A N1H1, sejarah virus flu secara global, penyebaran virus A N1H1 serta cara pencegahan dan penatalaksanaan orang yang terinfeksi virus A N1H1.
Hapsari dari KPA kota Kupang dalam paparannya tentang HIV dan AIDS menyampaikan tentang virus HIV dan AIDS penyebaran virus ini baik secara universal serta garis besar penyebarannya di Indonesia. Pada kesempatan yang sama disampaikan bahwa orang dapat terinfeksi HIV/AIDS tidak hanya melalui hubungan sexual tetapi dapat tertular dengan menggunakan media lain contohnya jarum suntik. Maxi dari JOTHI menyampaikan masyarakat tidak perlu takut ataupun menghindari dari orang yang terjangkit virus HIV/AIDS karena mereka juga dapat hidup normal seperti masyarakat pada umumnya selama tidak melakukan tindakan atau perilaku menyimpang. Maxi dan Santi sendiri terinfeksi HIV dari jarum suntik oleh karena penggunaan narkoba,demikian pengakuan Maxi dan Santi kepada seluruh peserta ceramah.
Dalam sambutannya Danlanud El Tari Letkol Pnb Joko Sugeng S. sangat senang sekali dengan kegiatan ini karena dapat memberikan pengetahuan bagi warga lanud El Tari tentang Influenza Baru H1N1 (flu Babi) serta virus HIV dan AIDS serta dapat melakukan tindakan pencegahannya. Menurut Karumkit pemilihan topik ceramah dipilih oleh karena saat ini terus berkembang infeksi Influenza Baru H1N1 (flu babi) yang menelan korban dan telah berkembang di Indonesia. Sedangkan topik HIV AIDS dipilih mengingat data dari KPA kotamadya Kupang angka penderita HIV AIDS sudah mencapai 155 orang dari berbagai kalangan profesi termasuk TNI/POLRI. Angka kejadian tersebut merupakan fenomena gunung es dimana masih banyak penderita yang belum tercatat. Sehingga diharapkan seluruh warga lanud El Tari akan terbuka lebar pengetahuan tentang HIV AIDS,demikian penegasan Karumkit Mayor Kes Dr.M. Roikhan Harowi.,SpTHT-KL.M.Kes.

LOMBA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI LANUD EL TARI


Sebagai rangkaian kegiatan Hari Bakti TNI AU yang ke 62 tahun 2009, Lanud El Tari Kupang mengadakan kegiatan lomba kebersihan dan kerapian lingkungan di area komplek lanud El Tari. Lomba kebersihan ini di koordinir oleh Karumkit Tk IV Lanud El Tari Mayor Kes Dr. M. Roikhan Harowi., SpTHT-KL. M.Kes sekaligus sebagai ketua Tim Juri. Lomba mengikut sertakan seluruh komplek baik komplek anggota bintara / tamtama / PNS maupun perwira. Obyek penilaian menurut karumkit meliputi keadaan lingkungan rumah, kondisi rumah, dapur dan sistem pembuangan. Penilaian lomba diadakan secara mendadak yaitu pada hari Jum’at, 31 Juli 2009 sehingga banyak ibu-ibu yang terkejut dengan kedatangan tim juri. Penilaian dilaksanakan dengan kunjungan tim juri ke rumah-rumah anggota, yang meliputi Barak Semapu sebanyak 28 rumah, Barak Trisula sebanyak 28 rumah serta komplek perwira sebanyak 20 rumah. Tim Juri sendiri terdiri dari Mayor Kes Dr. M. Roikhan Harowi., SpTHT-KL.M.Kes selaku ketua Tim beranggotakan Lettu Sus Dedy Setiawan, Letda Adm Widhi Dewantara, Ny Isbudiarto dan Ny Yohanes Wein. Ikut menyertai penilaian saat itu adalah Komandan Lanud El Tari Letkol Pnb Joko Sugeng S dan Ketua PIA Ardya Garini Cabang 7/DII lanud El tari Ny Joko Sugeng.

Hasil penilaian lomba kebersihan diumumkan saat keluarga besar lanud El Tari melaksanakan rekreasi bersama di Pantai Lasiana pada hari Sabtu, 1 Agustus 2009. PNS Alex anggota Dispers lanud El Tari merebut predikat juara I, juara II rumah Sertu Saeful anggota Rumkit, dan juara III rumah Sertu Basuk anggota Intelpam lanud El Tari. Untuk kelompok Perwira juara lomba kebersihan diraih rumah Letnan satu Hotman Pardede Kasubsi Angkutan lanud El Tari.

LATIHAN MEDEVAC (PENGUNGSIAN MEDIK UDARA) BERSAMA U.S AIR FORCE DI LANUD EL TARI KUPANG


Rangkaian kegiatan Pacific Angel 2009 berlangsung di lanud El Tari Kupang sekitar 15 Juli sampai dengan 20 Juli 2009. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan atas kerjasama Puskes TNI dengan US Air Force. Kegiatan dibedakan menjadi 3 kelompok kegiatan antara lain Pelayanan kesehatan, Latihan Pengungsian Medik Udara dan Perbaikan sarana dan prasarana Kesehatan. Kegiatan pelayanan kesehatan dan perbaikan sarana prasarana dilangsungkan di wilayah kabupaten Kupang maupun di wilayah Kotamadya Kupang, yaitu di wilayah desa Naioni, Batakte yang melibatkan personel TNI AD, TNI AL dan TNI AU dan Dinas Kesehatan kabupaten dan kotamadya Kupang.

Salah satu kegiatan yang berlangsung di lanud El Tari adalah Latihan Pengungsian Medik Udara (PMU) atau yang lebih di kenal dengan Medevac (Medical Evacuation) yang berlangsung selama 3 hari. Sebagai koordinator kegiatan dari Diskesau Kapten Kes Dr Mintoro Sumego.,Msi, sedangkan koordinator pelaksanaan di lapangan adalah Mayor Kes Dr.M.Roikhan Harowi.,SpTHT-KL.M.Kes yang juga Kepala rumah sakit TK IV El Tari. Kegiatan Latihan terbagi menjadi 3 tahap yaitu Tutorial di kelas, latihan kering dan Pelaksanaan latihan.


Dalam kegiatan tutorial disampaikan tentang kesehatan penerbangan secara umum, fisiologi ketinggian serta pengaruhnya terhadap tubuh, pengertian PMU, teknik pelaksanaan pengungsian serta hal–hal penting dalam PMU. Materi tutorial di sampaikan oleh tim dari US Air force dan oleh tim dari Diskesau.

Dalam kegiatan latihan kering diperagakan teknik cara membawa pasien korban, menempatkan pasien di pesawat dan teknik perawatan pasien di dalam pesawat. Latihan ini cukup menarik perhatian terutama dari jajaran TNI AD,TNI AL dan dinas kesehatan karena baru pertama kali ini mengikuti kegiatan latihan pengungsian medik udara.

Dalam pelaksanaan latihan di asumsikan telah terjadi bencana alam di daerah NTT yang menelan cukup banyak korban sehingga memerlukan untuk dilakukan evakuasi. Korban yang memerlukan evakuasi antara lain pasien dengan cedera kepala berat, trauma abdomen tertutup, luka bakar, patah tulang. Korban dilakukan penanganan medis di lokasi bencana oleh tim PMU I yang di ketuai oleh Dr.M.Roikhan Harowi.,SpTHT-KL.Mkes. Setelah dilakukan penanganan maka korban dikirim untuk dilakukan evakuasi ke pesawat utnuk diserahkan kepada Tim PMU II yang diketuai oleh Mayor CKM Dr. Ahmad Rusli.,SpB. Di dalam pesawat udara yang menggunakan C-130 milik US Air force para korban di tangani dan di rawat secara profesional agar selamat sampai di tujuan. Begitu pesawat landing, korban diserahkan kepada Tim PMU III yang di ketuai oleh Letnan satu (K) Dr Ahmad.

Kegiatan ini cukup menarik perhatian bagi masyarakat umum dan media karena merupakan kegiatan yang jarang terjadi. Terlihat beberapa wartawan media meliput kegiatan ini, seperti Antara, Metro TV, Pos Kupang, Timor Express. Menurut Mayor Kes Dr.M.Roikhan Harowi., SpTHT-KL.M.Kes yang juga sebagai Karumkit RSAU Tk IV El tari bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan yang penting, mengingat Pangkalan TNI AU El tari merupakan lanud operasi yang mempunyai tugas yang berat dalam hal keamanan wilayah perbatasan dan daerah rawan. Kesiap siagaan selalu diperlukan oleh tim kesehatan untuk mengantisipasi terjadinya bencana maupun adanya korban perang, demikian penjelasan karumkit.

Sabtu, 01 Agustus 2009

PENGOBATAN DAN SUNATAN MASSAL OLEH RUMKIT TK IV EL TARI KUPANG



Rangkaian Hari Bakti TNI AU yang ke 62 tahun 2009 di Lanud El Tari cukup padat dengan kegiatan yang merupakan kepedulian TNI AU kepada masyarakat sekitar. Kegiatan itu antara lain berupa anjangsana ke panti asuhan, kegiatan pengobatan dan khitanan massal. Kegiatan di bidang kesehatan yang cukup mendapat respon positif dari masyarakat adalah berupa pengobatan dan khitananan massal gratis yang dilaksanakan di Desa Baumata Kecamatan Baumata Kabupaten Kupang pada hari Senin tanggal 13 Juli 2009. Di tengah suasana krisis dan kesulitan ekonomi yang melanda bangsa ini, hampir sekitar 250 pasien yang berasal dari masyarakat di sekitar Kecamatan Baumata memanfaatkan pelayanan tersebut. Pelayanan pengobatan yang dilaksanakan meliputi pengobatan umum, pengobatan gigi, pelayanan KB. Selain pelayanan pengobatan juga dilaksanakan pelayanan khitanan (sunatan) massal yang diikuti sekitara 136 pasien. Yang agak lain dengan khitanan massal kebanyakan di daerah Jawa,bahwa khitanan di Kupang kebanyakan diikuti oleh laki-laki dewasa dengan rata-rata umur sekitar 20 tahun. Mayor Kes Dr.M.Roikhan Harowi.,SpTHT-KL.M.Kes selaku Karumkit Lanud El Tari yang juga koordinator kegiatan menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan Rumkit lanud El Tari sebagai bentuk kepedulian TNI AU terhadap kesulitan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Pelaksanaan pengobatan masal tersebut selain dilaksanakan oleh personel Rumah sakit Tingkat IV lanud El Tari, juga melibatkan beberapa satuan samping diantaranya Rumah Sakit TNI AD Wiracakti, Rumah sakit TNI AL, Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang serta dibantu personel dari lanud El Tari dan Kompi D Paskhas ''BS'' Kupang, demikian penjelasan Karumkit. Hadir dan turut menyaksikan pelaksanaan kegiatan tersebut antara lain Komandan Lanud El Tari Letkol PNB Joko Sugeng Suryanto, Ketua PIA Ardya garini Cabang 7/ D II lanud El Tari, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang Dr Ari.

Menurut Mayor Kes Dr. M.Roikhan Harowi, SpTHT-KL.M.Kes yang juga ahli THT bahwa kegiatan serupa juga akan diadakan di Desa Naimata Kecamatan Maulafa Kotamadya Kupang pada tanggal 24 juli 2009.


Jumat, 01 Mei 2009

Seputar isue di lingkungan TNI AU yang mempunyai nilai berita/jual

Saat Orde Baru, wartawan merupakan figur yang dipandang sebelah mata oleh instansi sipil maupun militer. Instansi militer atau sipil sangat alergi dengan kehadiran wartawan saat itu. Dengan bergulirnya zaman dan adanya kebebasan pers, wartawan menjadi mitra untuk menyampaikan informasi yang perlu di liput dan masyarakat ketahui. TNI AU dengan kekhasannya mempunyai hal-hal dapat sebagai bahan untuk berita dan diketahui oleh kalayak ramai, antara lain :

a. Operasi Perbatasan. Contoh kasus – kasus yang terjadi pada opersi Perbatasan dapat di informasikan ke publik, sehingga publik tahu akan tugas berat yang diemban oleh TNI AU untuk mempertahankan kedaulatan NKRI. Sebagai contoh adalah Kasus Bawean. Penegakkan hukum oleh TNI AU pada tanggal 3 Juli 2003 adalah pada saat dilaporkan ada 5 pesawat F-18 yang terbang dari Kapal Induk USS Carl Vinson yang berlayar pada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan berada disekitar P. Bawean. Pesawat tersebut terbang dengan melaksanakan berbaai manuver, ketinggian bervariasi antara flight level 15.000 – 35.000 feet, kecepatan sekitar 450 Kts dan Squawk number (IFF mode 3/A) 1200. Tidak ada komunikasi dengan ATC Bali atau Surabaya sebagai unit pengatur lalu lintas udara daerah tersebut. Karena pesawat tersebut tidak memilki ijin dan tidak melakukan komunikasi sebagaimana yang di atur dalam ketentuan-ketentuan penerbangan. 2 (dua) pesawat F-16 TNI AU terbang dari Lanud Iswahyudi Madiun untuk melaksanakan proses identifikasi visual. Setelah melakukan berbagai manuver yang mengindikasikan bahwa tidak untuk melakukan permusuhan, akhirnya pesawat F-16 TNI AU dapat berkomukasi lewat radio dengan pesawat F-18 tersebut pada frekuens i UHF 243.0 (guard frequency) dan menanyakan identitas mereka. Dari rekaman video F-16 diketahui penerbang Hornet menyatakan “ We are F-18 Hornets from US Nav fleet, our position on International Water, stay aray from our warships “ dan menyebutkan Squawk. Number, serta tidak mempunyai ijin batas. Leader pesawt F-16 TNI AU menjelaskan bahwa mereka adalah F-16 TNI AU dengan tujuan melaksanakan misi identifikasi visual dan pesawat F-18 tersebut diminta kontak ke ATC setempat,karena “Bali control” tidak menegtahui status mereka. Akhirnya pesawat tersebut kembali mendarat di kapal induk dan F-16 TNI AU kembali ke Pangkalan Iswahyudi.

b. Latihan Gabungan (Latgab) dengan Negara Lain. Latihan gabungan dengan negara lain seperti halnya latihan gabungan Indonesia dengan Singapura (Elang Indopura), dengan Malaysia (Elang Malindo), dengan Thailad (Elang Thanesia) akan dapat menarik perhatian khalayak masyarakat Indonesia, dan menumbuhkan rasa kecintaan dan bangga kepada TNI dan TNI AU khususnya.

c. Kegiatan Demo Udara atau Olahraga Dirgantara. Olah raga aksi terjun payung, aksi demo Aeromodelling, terbang layang, Para motor, dan ordirga lainnya, merupakan olah raga yang cukup menarik untuk di nikmati oleh publik. Publik perlu mengetahui sehingga akan tumbuh raca cinta terhadap olah raga dirgantara.

d. Kegiatan Bakti Sosial TNI-AU. Dalam era sekarang ini belum seluruh masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan yang murah. Even bakti sosial yang diselenggarakan TNI AU untuk membantu masyarakat miskin disekitar lanud atau kesatuan TNI AU akan membuat publik mengetahui peran dan tugas jajaran kesehatan TNI AU kepada masyarakat miskin. Bentuk kegiatan dapat berupa operasi bibir sumbing, pengobatan umum, operasi katarak atau kegiatan lain.

Agar hal hal tersebut diatas dapat menjadi berita yang mempunyai nilai jual tinggi maka Dinas Penerangan TNI AU (Dispenau) harus selalu merangkul wartawan atau kalangan jurnalistik. Wartawan di jadikan mitra untuk membesarkan TNI AU, bahkan Dispenau sendiri harus aktif untuk mengirimkan berita kepada berbagai harian, jika ada kegiatan yang sekiranya perlu dipublikasikan.

SERTIJAB KASAU DAN SERTIJAB KAPOLDA

Pada acara sertijab Kasau (berpangkat Marsekal), Dispenau mengundang wartawan untuk meliput kegiatan yang tentu saja menurut kalangan TNI AU sangat penting. Namun ternyata jumlah wartawan yang hadir jauh lebih banyak pada acara sertijab Kapolda Jaya (berpangkat bintang 2).

Kasau maupun Kapolda Jaya merupakan pejabat yang sekaligus menjadi publik figur. Sebagai publik figur, segala kegiatannya akan menjadi konsumsi wartawan. Penilaian masyarakat terhadap pejabat TNI AU tidak ada pengaruhnya dalam lingkungan kehidupan masyarakat. Meskipun demikian wartawan akan memilih figur atau publik figur yang mempunyai atau berita tinggi. Kegiatan TNI AU tidak langsung berhubingan dengan masyarakat. Hal ini berbeda dengan Kepolisisan Indonesia yang selalu melayani masyarakat. Secara rinci hal tersebut diatas dapat di lihat melaui beberapa sudut pandang, antara lain :

Ekonomi. Seperti halnya perusahaan, maka surat kabar selalu mengutamakan keuntungan/profit. Berita yang ditampilkan hendaknya yang mempunyai nilai jual tinggi. Sertijab Kasau kurang mempunyai nilai jual dibandingkan sertijab Kapolda dalam pemberitaan di koran atau surat kabar. Kapolda merupakan publik figur yang merupakan pejabat strategis, dan lebih banyak dikenal oleh masyarkat dibandingkan Kasau.
Sosial Budaya. Dari sudut pandang sosial budaya menyangkut pada kepentingan masyarakat. Tugas TNI AU yang tidak langsung bersentuhan dengan masyarakat mengakibatkan masyarakat kurang peduli dan tidak mengenal Kasau (TNI AU). Berbeda dengan Kasau, Kapolda (Kepolisian RI) lebih dekat dengan masyarakat sehingga lebih dikenal masyarakat. Isue – isue yang menyangkut kepolisian lebih laku dijual dari pada ipasaran. Untuk meliput setijab Kapolda, kepoisian tidak bersusah payah mengundang wartawan.

UPAYA PEMBENTUKAN PROPINSI TAPANULI UTARA

Euforia otonomi daerah membuat banyak daerah yang menginginkan untuk mengelola pemerintahan sendiri. Syahwat pemekaran mengaduk-aduk emosi massa karena tersedianya kedudukan bagi elite lokal di daerah yang akan dimekarkan tersebut. Demikian juga pembentukan Propinsi tapanuli Utara. Kesenjangan ekonomi menjadi isu yang menonjol dalam rencana pembentukan Provinsi Tapanuli. Panitia pembentukan Protap senantiasa mengangkat masalah kesenjangan ini sebagai dasar bagi Tapanuli untuk memisahkan diri dari Sumatera Utara. Tapanuli selalu digambarkan sebagai daerah yang tertinggal dibandingkan dari daerah lainnya dan kurang mendapat perhatian dari peme-rintah provinsi yang ada di Medan. Tidak dipungkiri kemiskinan masih dijumpai di Tapanuli, yang daerahnya membentang dari Tapanuli Tengah hingga ke Mandailing Natal di pesisir Pantai Barat Sumatera Utara. Para pemrakarsa kemudian mengeksploitasi sedemikian rupa kemiskinan itu dibandingkan dengan kondisi daerah lainnya. Mereka membandingkan misalnya dengan daerah yang berada di eks Karesidenan Sumatera Timur yang wilayahnya membentang dari Langkat hingga Labuhan Batu di Pantai Timur Sumatera Utara (Sumut) yang dianggap lebih maju. Pemprov Sumut sendiri merespon kesenjangan wilayah ini dengan konsep pemerataan pembangunan.

Era Gubernur almarhum Raja Inal Siregar misalnya, dengan konsep Marsipature Hutanabe (ayo membangun kampung halaman). Era Gubernur almarhum Tengku Rizal Nurdin, pola pembangunan lebih memusatkan pada pengembangan kawasan. Kepala Badan Peren-canaan Pembangunan Daerah Sumut Riadil Akhir Lubis menuturkan, (Kompas, 5/2), sejak 1997 ada lima kawasan strategis yang dikembangkan, yakni Nias, Tapanuli dan sekitarnya, Rantau Prapat dan sekitarnya, Medan dan sekitarnya serta Danau Toba dan sekitarnya. Cara ini mampu mengangkat ketertinggalan wilayah Pantai Barat. Fakta menunjukkan, secara indikator ekonomi wilayah Tapanuli saat ini tidak lebih tertinggal dibanding daerah pesisir Pantai Timur. Produk Domestik Bruto (PDRB) per kapita daerah-daerah yang mengusulkan pembentukan Provinsi Tapanuli sebenarnya juga tak berbeda jauh dengan tetang-ga mereka di pesisir Pantai Timur Sumut. PDRB per kapita Tapanuli Utara pada tahun 2006 sebesar Rp 9.430.734, Toba Samosir Rp 12.311.684, Humbang Hasundutan Rp 9.802.815, Samosir Rp 9.156.947. Bandingkan PDRB per-kapita daerah-daerah tersebut dengan beberapa kabupaten yang berada di pesisir Pantai Timur seperti Langkat (Rp 9.448. 626), Deli Serdang (13.311.684), Serdang Bedagai (Rp 9.385.791), dan Labuhan Batu (Rp 12.727. 925). Kenyataan ini mematahkan dasar pemekaran yakni persoalan kesenjangan ekonomi. Alasan lain yang menyatakan bahwa pembentukan Protap merupakan aspirasi seluruh warga Tapanuli ternyata tidak benar. Awalnya Protap secara resmi diusulkan oleh tujuh daerah, yakni Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Samosir dan Nias Selatan. Dalam perjalanannya Sibolga, Tapanuli Tengah, dan Nias Selatan menarik diri.

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa, kejadian demo didepan DPRD Sumut ini bukan menyangkut masalah SARA, melainkan aksi dari beberapa orang maupun kelompok yang dapat dikatakan oknum yang memanfaatkan situasi dan kondisi dengan aksi sesaatnya untuk mempropokator dan membangkitkan emosional masa melakukan tindakan-tindakan yang tidak semestinya atau dapat dikatakan anarkis. Dari latar belakang kontra dan tidak sependapat dengan pembentukan profinsi inilah yang mendasari terjadinya aksi demo. Sehingga Polisi dalam hal ini harus benar-benar cermat mengamati siapa yang menjadi dalang dibelakang aksi demo ini untuk di hukum sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

KETUA UMUM PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) TIFATUL SEMBIRING DAN DEMO ANTI ISRAEL

Pada salah satu edisinya, Republika memuat laporan mendalam tentang diadukannya ke Polisi seorang tokoh muslim yaitu Presiden PKS Tifatul Sembiring, terkait dengan pelanggaran kampanye pemilu lebih awal dalam demo anti Israel atas serangan ke Jalur Gaza, dengan sudut pandang “Membela” Tifatul. Sementara dengan hari yang sama Suara Pembaruan memuat tentang dukungan yang kuat terhadap upaya pembentukan Profinsi Tapanuli (Protap) yang dimotori tokoh-tokoh Kristen Suku Batak.

Aksi Demo Disekitar Monas Jakarta oleh PKS menentang agresi Israel. Presiden Partai Keadilan Sejaktera (PKS) Tifatul Sembiring ditetapkan sebagai tersangka karena diduga melanggar tindak pidana pelanggaran diluar jadwal kampanye pemilu legislatif 2009 atau mencuri start kampanye. Tifatul dinilai melanggar jadwal kampanye atas laporan Ketua Panwaslu Rahmad Hidayat ke Polda Metro Jaya. Ketua Umum PKS dijerat itu dengan Pasal 269 Jo. pasal 82 ayat 2 tentang UU Pemilu No.10 tahun 2008. Pasalnya, Ketum memimpin demo yang diikuti sekitar 10 ribu massa dari PKS di Bundaran HI dan Kedubes AS menentang agresi militer Zionis Israel ke Palestina.

Namun Republika on line dalam Edisi tanggal 17 Januari 2009, dengan judul “Penetapan Tersangka Tifatul Merupakan Kesalahan ” menyampaikan bahwa menurut analis Politik dari Universitas Indonesia (UI), Boni Hargens menilai penetapan tersangka Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring merupakan suatu kesalahan, karena seharusnya partainya yang mendapat sanksi, bukan pribadi Tifatul."Orangnya (Tifatul) tidak bisa dipidanakan, tapi partainya yang harus mendapat sanksi," kata Boni, di Depok, Jabar, kepada wartawan, Jumat. Tapi lanjut Boni bisa saja PKS mendapat sanksi misalnya tidak dapat mengikuti pemilu 2009 mendatang. "Jangan orang dipidana tapi partainya tidak mendapat sanksi," ujarnya. Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring, Kamis diperiksa sebagai tersangka kasus kampanye terselubung oleh penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan. Tifatul menjadi tersangka karena diduga melanggar Pasal 269 UU No 10 tahun 2008 tentang Pemilu karena menggelar kampanye terselubung ketika menggelar unjuk rasa menentang agresi Israel di Palestina. Sebelumnya, Panwaslu Gambir melaporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya atas tuduhan PKS melakukan kampanye terselubung karena banyak atribut PKS yang muncul di aksi itu. Boni mengatakan jelas penetapan tersangka presiden PKS tersebut merupakan politisasi. Bawaslu seharusnya bisa bersikap lebih netral dalam kasus tersebut. "Saya menduga ada tangan-tangan kuat di balik Bawaslu," katanya. Menurut dia, Bawaslu harus bertanggungjawab atas adanya rekayasa politik tersebut. Boni juga menilai bahwa penetapan tersangka Tifatul tersebut menjadi "black campaign" dalam membuat citra suatu partai menjadi tidak baik di mata masyarakat. Boni juga mengatakan penetapan tersangka Tifatul tersebut merupakan cerminan adanya keresahan di kalangan tertentu dalam panggung pemilihan presiden. Namun, Boni juga menilai adanya kesalahan yang dilakukan oleh PKS dalam aksi solidaritas untuk rakyat Palestina tersebut, karena adanya pembacaan program-program yang diusung oleh PKS. "Ini jelas pelanggaran dan harus ada sanksinya," ujarnya.

Menurut agenda setting peristiwa di atas adalah merupakan peristiwa yang berlangsung secara bersama. Satu sisi PKS dengan bentuk aksi solidaritas kelompok muslim di Jakarta melakukan demo menentang Israel. Di sisi lain menjelang berlangsungnya Pemilu legislatif dan Presiden, hal-hal yang berbau politik akan mendapat sorotan publik. Namun hal ini perlu diselidiki apakah benar yang di tuduhkan kepada Tifatul sembiring. Untuk menentukan apakah saudara Tifatul Sembiring bersalah atau tidak, perlu dilakukan penyidikan dan penyelidikan, apalagi menjelang pemilu merupakan hal-hal yang rawan dan mudah dijadikan komoditas politik.

SEPUTAR TENTANG HARIAN UMUM REPUBLIKA DAN SUARA PEMBARUAN

Surat kabar atau koran merupakan salah satu sarana bagi publik untuk mendapatkan info berita yang terjadi baik nasional maupun Internasional. Begitu kita bangun dari tidur, kita dapat menikmati berita melalui media TV maupun media massa. Kebutuhan membaca koran boleh di ibaratkan sebagai teman saat kita menikmati kopi pagi. Dalam tulisan ini akan dibahas sekilas tentang harian Umum Republika dan Harian Umum Suara Pembaruan sebagai harian Nasional yang ada di Indonesia.

a. Harian Umum Republika.

Organisasi Perusahaan. Data terakhir yang kita peroleh per Senin, 27 April 2009 harian ini diawaki oleh Pemimpin Redaksi Ikhwanul Kiram Mashuri, Wakil Pemimpin Redaksi Nasihin Masha, Redaktur Pelaksana Arys Hilman, Redaktur senior Anif Punto Utomo, dengan alamat Readaksi di Jalan warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510. Republika terbit perdana pada 4 Januari 1993, sebagai sarana untuk mewadahi kebuntuan para wartawan profesional dari kalangan umat Islam. Sebelumnya media sebagai tempat menyalurkan ide-ide umat Islam seakan terbelenggu oleh rezim yang berkuasa saat itu yaitu Orde Baru. Kehadiran Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang merupakan organisasi baru bagi kalangan cendekiawan muslim di Indonesia, sangat mendukung terbitnya suatu media bagi umat Islam dengan berhasil menembus rezim kuasa untuk izin penerbitan.

Dukungan umat Islam cukup besar dengan terbitnya Republika. Hal ini tergambar dari cepat terjualnya saham yang ditawarkan yaitu Rp 5.000,. per lembar saham per orang. Dengan motto Terbit, Bertahan, dan Maju Dengan Kreatifitas, PT Abdi Bangsa Tbk sebagai penerbit Republika berusaha membesarkan Republika. Bahkan meski sebagai koran baru, Republika waktu itu merupakan koran/harian yang cukup warna baru di dunia jurnalistik Indonesia. Dengan tampilan desain yang menarik Republika berhasil meraih gelar sebagai Juara pertama Lomba Perwajahan Media Cetak tahun 1993. Sejak tahun 2004 PT Republika Media Mandiri ( RMM ) mengambil alih PT Abdi Bangsa Tbk untuk mengelola Republika.

Redaksi. Sebagai Harian Umum Nasional Republika yang dilahirkan oleh kalangan komunitas Muslim, Republika dikelola oleh jurnalis muslim yang mempunyai potensi kemampuan yang besar. Selain jajaran Redaksi seperti yang telah disebut diatas Republika membuka kantor Perwakilan di Jawa Barat, Biro DIY dan Jawa Tengah serta Biro Jawa Timur.

Isi Pemberitaan. Tidak terlepas dari Misi dan Visi Harian Umum Republika, isi berita yang ditampilkan lebih banyak bernuansa Islam. Meskipun demikian untuk memenuhi tuntutan masyarakat Harian Republika juga menampilkan berita lain yang menarik dan untuk konsumsi publik. Pada halaman pertama kita akan mendapatkan tampilan berita utama. Topik Nasional hadir di 2 (dua) halaman penuh. Disamping itu masih banyak topik-topik lain yaitu Nusantara, Opini, Telisik, Internasional, Ekonomi Bisnis, Kabar Kota, Bursa, Wawancara, Investasi Global, Syariah, Sepak Bola, Arena, Iptek dan Kesehatan, Pendidikan, Warna dan TV Guide, Warna. Dalam masa krisis seperti sekarang, Harian Umum Republika tetap konsisten terbit dengan 28 halaman. Apalagi dalam masa Pemilu sekarang ini Republika menampilkan 2 halaman penuh khusus untuk menampilkan berita seputar Pemilu. Untuk kalangan pebisnis dapat memanfaat halaman Class Ad untuk menawarkan produknya melalui iklan yang dipasang di harian republika ini. Pada halaman Opini di sediakan 1 (satu) halaman untuk menuangkan ide tulisan yang berasal dari pakar ataupun pembaca mengenai topik-topik yang sedang hangat di masyarakat.

Gaya bahasa. Seperti Harian Umum lainnya, Republika menggunakan Bahasa Indonesia dengan gaya yang mudah dipahami oleh seluruh pembaca yang ada di seluruh Nusantara. Dengan bahasa yang lugas Republika menampilkan berita terkini penuh inovatif dan bergaya modern, apalagi dilengkapi dengan foto-foto yang menarik. Nuansa Islam sangat kental, baik dalam gaya bahasa maupun isi sehingga dapat sebagai pilihan bagi kalangan muslim untuk dijadikan sebagai Koran Keluarga.

b. Harian Umum Suara Pembaruan.

Sejarah dan Organisasi Perusahaan
. Harian Suara Pembaruan merupakan prototipe dari Harian sore Sinar Harapan yang sempat dibredel oleh Rezim Orde Baru waktu itu. Suara Pembaharuan lahir pada 4 Februari 1987. Oleh Departemen Penerangan waktu itu, pengelola Harian Sinar Harapan tidak diijinkan untuk mengelola Harian Suara Pembaruan yang terbit menggantikan Sinar Harapan. Sebetulnya sejarah Pembredelan Sinar Harapan oleh Rezim Orde Baru sudah berlangsung sebanyak 4 (empat) kali. Pertama sekitar tahun 1965 saat timbulnya gerakan 30 Setember oleh PKI. Kedua, pada 1973, tepatnya 2 sampai 11 Januari, SH dilarang terbit oleh Pelaksana Khusus Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban Daerah Jakarta Raya (Laksus Pangkopkamtibda Jaya) karena menyiarkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBN) sebelum disampaikan Presiden pada sidang DPR. Ketiga, 21 Januari - 3 Februari 1978, karena memberitakan aksi-aksi mahasiswa Sinar Harapan di bredel bersama enam koran Ibukota lainnya, yakni Kompas, Pelita, Merdeka, Pos Sore, Indonesia Time, dan Sinar Pagi. Keempat, 9 Oktober 1986, Sinar Harapan kembali diberedel, karena Harmoko selaku Menteri Penerangan (Menpen) waktu itu, menilai bahwa tulisan-tulisan yang dimuat oleh Sinar Harapan menciptakan suasana yang serba suram, merisaukan, membingungkan, dan meresahkan masyarakat.

Dengan pengalaman pahit seperti diatas mulai 4 Februari 1987, terbitlah Suara Pembaruan sebagai “ Sinar Harapan jilid V ’’. Adapun yang menjadi Dewan Redaksi adalah Sabam Slagian sebagai ketua, Dr. Sutarno sebagai wakil ketua. Untuk Presiden Direktur WimTangkilisan, serta Direktur Randolph Latumahina. Komisaris Utama di pegang oleh Hendrikus Gerardus Rorimpandey, seorang pejuang kemerdekaan yang punya perhatian terhadap dunia jurnalistik. Penerbitnya sendiri oleh PT. Media Interaksi Utama sesuai dengan SK Menpen RI Nomor 224/SK/MENPEN/A.7/1987 dengan alamat redaksi di Jalan Dewi Sartika Nomor 136 D Jakarta 13630.

Redaksional. Dengan pengalaman 4 kali dilakukan pembredelan saat masih sebagai Sinar Harapan , Suara Pembaruan tetap kritis terhadap berita-berita yang ditampilkan. Dengan motto “ Memihak Kebenaran” harian Suara Pembaruan berusaha menampilkan berita yang membawa kebenaran dalam isi berita. Sebagai Harian Umum yang terbit sore hari, Suara Pembaruan berusaha untuk bersikap netral terhadap segala golongan dalam pemberitaan, bahkan boleh dapat dikatakan bahwa Suara Pembaruan lebih santai dan ringan.

Isi Berita. Meski isi pemberitaan yang ditampilkan oleh Suara Pembaruan jauh lebih santai dan ringan dibanding sebelumnya saat masih dengan nama Sinar Harapan, namun pembaca tetap akan disuguhi berita yang cukup menarik untuk disimak. Berita yang ditampilkan meliputi Politik, Hukum, Nusantara, Luar Negeri, Metropolitan, Ekonomi, Olah raga, serta dilengkapi dengan berita santai seperti Properti, Iptek, Lingkungan. Seperti harian yang lain, pada saat berlangsungnya Pesta demokrasi ini, Suara Pembaruan menampilan berita sekitar Pemilu dengan rubrik “ Pesta Demokrasi Indonesia”, yang dimuat dalam 2 (dua) halaman penuh. Bagi para pelaku bisnis dapat memanfaatkan rubrik Iklan yang ada menawarkan produknya.

Gaya Bahasa. Gaya bahas yang di pakai Suara Pembaruan tidak jauh berbeda dengan harian lainnya. Dengan lugas dan bahasa yang mudah di mengerti publik, Suara Pembaruan berusaha menampilkan berita yang dilangkapi dengan foto dan gambar yang menarik. Nuansa Nasrani sangat kental, baik dalam gaya bahasa maupun isi sehingga dapat sebagai pilihan bagi kalangan Nasrani untuk dijadikan sebagai Koran Keluarga.

Rabu, 01 April 2009

GANGGUAN EMOSI PADA PENERBANG SEBAGAI FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN TERBANG

Dari laporan yang ada dan beberapa kejadian kecelakaaan pesawat udara hampir 60 % oleh karena faktor manusia. Selama kurun waktu 5 tahun terakhir angka kecelakaan pesawat terbang relatif cukup tinggi, berdasarkan data dari Dinas Keselamatan Terbang dan Kerja TNI AU tahun 2006 telah terjadi 26 accident dan 121 incident dengan kondisi 10 pesawat total lost dan 16 pesawat rusak berat dimana dari kejadian tersebut faktor materiil masih sangat dominan dengan 78,9 %, faktor manusia 13,2 % sedangkan faktor media adalah 6,8 %. Salah satunya adalah faktor emosi penerbang dalam mengambil keputusan saat melaksanakan tugas. Kemampuan seorang penerbang dalam membuat dan mengambil keputusan merupakan faktor penting dalam keselamatan terbang, apalagi jika penerbang dihadapkan pada kondisi emergency.
Kecelakaan penerbangan dan kerja telah menimbulkan kerugian yang tidak sedikit dibidang peralatan materiil maupun personel serta menelan biaya yang besar yang sukar tergantikan dalam waktu relatif singkat. Kecelakaan akibat kesalahan personel merupakan bidang yang harus mendapat perhatian utama dalam usaha pencegahan kecelakaan. Pada dasarnya terdapat dua penyebab kecelakaan yaitu tingkah laku personel yang membahayakan Unsafe Action dan Unsafe Condition. Gangguan emosi penerbang saat mengambil keputusan merupakan Unsafe Action yang dapat menyebabkan kecelakaan terbang.
Setiap orang akan selalu diwarnai oleh emosi dan stress dalam kehidupannya. Emosi dapat memberikan gejala seperti jantung berdebar-debar, keluar keringat dingin, perasaan gugup. Reaksi tersebut dapat sebagai akibat emosi dan rasa takut atau rasa marah yang ekstrim. Meskipun demikian emosi juga akan memunculkan luapan kegembiraan apabila muncul karena pengalaman emosi yang menyenangkan.

Segala bentuk gejala emosi perlu mendapatkan perhatian. Apalagi emosi itu timbul pada seorang penerbang karena dapat berakibat fatal bagi penerbang sebagai operator pesawat terutama saat harus mengambilan keputusan. Situasi yang dihadapi seorang penerbang sering melibatkan situasi yang membebani penerbang itu sendiri,misalnya saat take off , landing maupun saat emergency menghadapi cuaca yang buruk maupun kondisi emergency lainnya. Situasi stress yang melibatkan emosi sering dihubungkan dengan stres psikologis yang berasal dari dalam diri penerbang. Hal ini akan berdampak pada penampilan dan performance seseorang termasuk penerbang.
Sumber stres yang berdampak pada kondisi emosi misalnya seseorang yang harus memilih alternatif tindakan yang saling bertentangan, atau berkaitan dengan kekhawatiran pada hal-hal yang tidak diketahuinya bila ia salah mengambil keputusan. Hal ini bisa terjadi pada seorang penerbang yang dihadapkan pada kondisi cuaca buruk atau adanya trouble engine dan harus memutuskan suatu tindakan/keputusan.

Emosi stress yang menyebabkan kewaspadaan yang tinggi umumnya di tandai oleh kesiagaan yang tinggi (over confidence). Hal ini dapat mengakibatkan perhatian yang menyebar (diffuse attention) sehingga tidak terfokus pada satu hal. Kondisi ini merupakan sumber inefisiensi kognitif yang dapat berakibat fatal pada kegagalan dalam pengambilan keputusan yang muncul sebagai bentuk judgment yang buruk dan keputusan impulsif yang maladaptif.

Timbulnya perhatian yang menyebar dan inefisiensi kognitif ini akan mengakibatkan gagalnya melakukan tindakan yang berurutan dalam menghadapi ancaman serta gagal mengingat apa yang harus dilakukan saat situasi ancaman yang dihadapi sama terjadi pada waktu lalu. Apabila hal ini dikaitkan dengan seorang penerbang yang mengalami diffuse attention dan inefisiensi kognitif saat terjadinya emosi stress menghadapi emergency maka akan mengakibatkan seorang penerbang gagal menjalankan tindakan emergency procedur yang harus dilakukan. Konsekuensi dari kondisi-kondisi diatas sangat berpengaruh pada perolehan data informasi penerbang sebagi dasar pertimbangan (judgment) atau penilaian situasi sebelum keputusan diambil untuk melakukan tindakan yang tepat.

Apabila emosi stress mulai menyempitkan perhatian dan fleksibilitas berfikir, biasanya penerbang akan mengambil beberapa alternatif tindakan seperti terpaku pada satu set prosedur yang biasanya termudah, melakukan tindakan yang didasari secara subyektif tanpa didasarkan atas pemikiran yang rasional dan logis, melakukan tindakan alternatif yang lebih sulit karena sesuai pengalamannya jika tidak dilakukan akan berakibat fatal atau bahkan penerbang membuat keputusan tindakan yang prematur.

Kadislambangja Angkatan Udara dalam paparannya tentang beberapa kecelakaan pesawat terbang yang ada, terutama yang terjadi di Indonesia selama tiga tahun dari tahun 2003 sampai 2006 menyebutkan bahwa selama tiga tahun telah terjadi kecelakaan 19 kali dan lebih dari 50 % disebabkan oleh karena faktor manusia (human factor) yaitu sebanyak 10 kali.

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi menegaskan, kecelakaan moda transportasi di Indonesia umumnya diakibatkan faktor manusia (human factor). Berdasarkan penelitian terhadap sejumlah kasus kecelakaan kereta api,pesawat udara,dan kapal laut di Indonesia,umumnya akibat kesalahan manusia. Jika diprosentasikan, angkanya mencapai 60%. Salah satu penyebab kecelakaan bisa terjadi akibat moda transportasi sudah tidak laik lagi untuk digunakan. Menurut Tatang, peran pemeriksa sangat penting untuk memastikan alat transportasi itu sudah laik atau tidak.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menemukan penyimpangan pada salah satu alat navigasi pesawat Boeing 737-400 milik Adam Air yang jatuh di perairan Majene,Sulawesi Barat,1 Januari 2007. Penyimpangan tersebut menjadi salah satu bagian dari kompilasi penyebab jatuhnya pesawat berpenumpang 102 orang itu. Ketua KNKT Tatang Kurniadi menjelaskan, hasil analisis salah satu kotak hitam yang merekam percakapan di kokpit (cockpit voice recorder/CVR) menunjukkan kedua pilot terlibat problem navigasi,yaitu pada inertial reference system (IRS). Alat navigasi yang menyimpang itu berfungsi sebagai penunjuk arah, kecepatan, dan perilaku pesawat (attitude).Perhatian keduanya (pilot dan kopilot) terfokus pada permasalahan IRS, ujar Tatang saat membacakan laporan akhir hasil investigasi KNKT atas musibah Adam Air di Jakarta kemarin. Penyimpangan diketahui saat pilot dan kopilot menyadari kedua IRS menunjukkan perbedaan posisi pesawat. Tidak disebutkan posisi pesawat menurut masing-masing IRS,hanya dari tampilan keduanya ada perbedaan sebesar 30 mil laut (nautical mile). Ukuran 1 mil laut setara dengan 1,8 kilometer. Konsentrasi kedua pilot akhirnya hanya terfokus pada upaya mengoreksi penyimpangan IRS tersebut, setidaknya selama 13 menit terakhir penerbangan. Dalam upaya koreksi ini, pilot memutuskan untuk mengalihkan mode navigasi ke posisi mode attitude pada IRS nomor dua atau sebelah kanan.Ternyata,akibatnya autopilot mati (pesawat menjadi tidak bisa digerakkan secara otomatis), ungkap Tatang. Sayang, selama beberapa saat kedua pilot tidak menyadari autopilot berhenti berfungsi lantaran sibuk memerhatikan IRS. Pesawat praktis tidak ada yang mengendalikan dan mulai bergerak miring satu derajat ke arah kanan. Pada saat ini pun kedua pilot tidak menyadari pesawat mulai miring, sehingga tidak ada upaya meluruskan. Keduanya baru sadar saat terdengar suara peringatan berbunyi bank angle ketika kemiringan pesawat sudah bertambah menjadi 35 derajat ke kanan. Pilot kemudian berusaha membanting kemudi ke arah kiri untuk meluruskan pesawat, namun tak lama kemudi diputar balik ke kanan karena pilot tidak merasakan dengan benar kondisi pesawat. Pilot merasa terlalu banyak membanting ke kiri sehingga kemudi diputar lagi ke kanan. Padahal, kenyataannya mereka hanya sedikit membanting ke kiri,jelas human factor investigator dari Lembaga Kesehatan Penerbangan & Antariksa TNI AU Herman Mulyadi. Dia menilai sangat wajar bila pilot tidak merasakan kondisi yang sesungguhnya pada pesawat karena mereka tidak melihat horizon bumi. Ini normal saat manusia berada di udara, istilahnya disorientasi ruang,ujar Herman. Kemiringan pesawat akhirnya bertambah menjadi 100 derajat ke kanan karena kemudi kembali dibanting ke arah kanan. Saat itu, kondisi pesawat hampir berbalik dengan posisi sayap kiri menghadap ke atas, kemudian menyerong ke arah kanan. Pilot berusaha menormalkan posisi pesawat, namun tidak berhasil karena terjadi kerusakan pada struktur armada dan akhirnya pesawat jatuh pada kedalaman 2.000 meter di perairan Majene. Kerusakan pada struktur terjadi saat posisi pesawat hendak dinormalkan, ujar investigator senior KNKT yang terlibat dalam analisis kotak hitam Adam Air, Prof Mardjono Siswosuwarno. Menurut Mardjono, seharusnya kedua pilot tidak sibuk memperbaiki IRS karena itu bukan pekerjaan yang wajar dilakukan saat mengudara. Seharusnya biarkan saja IRS menyimpang, tutur Mardjono. Sebagai pengganti IRS, pilot harus mengandalkan menara pemandu lalu lintas udara (air traffic controller/ ATC) sebagain navigator. Tetapi mungkin mereka takut nyasar sehingga sibuk membetulkan IRS,imbuhnya. Saat itu juga sempat terdengar suara pilot Revri Agustina Widodo kepada kopilotnya, Yoga, sesaat sebelum pesawat jatuh. Jangan dibelokin, jangan dibelokin, ungkap Mardjono menirukan suara pilot. Ditanya lebih lanjut mengenai percapakan tersebut, Mardjono tidak bersedia mengungkap. Itu ada etikanya, tidak boleh,katanya. Menurut laporan akhir KNKT,kecelakaan ini terjadi sebagai kombinasi beberapa faktor, termasuk kegagalan pilot dalam memonitor instrumen penerbangan khususnya dalam dua menit terakhir penerbangan. Fokus konsentrasi pada malafungsi IRS mengalihkan perhatian kedua pilot dari instrumen penerbangan. Hal ini membuka peluang pilot tidak mendeteksi dan menahan posisi pesawat pada kondisi normal sesegera mungkin untuk mencegah kehilangan kendali. Dari laporan akhir tersebut diketahui, laporan pilot dan laporan perawatan pesawat menunjukkan antara bulan Oktober hingga Desember 2006 terjadi 154 kali adanya defect yang langsung atau tidak langsung terkait dengan IRS,terutama sistem yang kiri. Sampai terjadinya kecelakaan, tidak ada bukti jaminan efektivitas dan kelaikan komponen bagi pesawat pesawat Adam Air. Ketua KNKT mengakui adanya kegagalan kedua pilot Adam Air dalam menangani kondisi yang tidak biasa tersebut. Dalam rekomendasi yang telah disampaikan saat investigasi masih berjalan, KNKT meminta Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan dan Adam Air meningkatkan perawatan IRS dan pelatihan IRS kepada awak pesawat. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Budhi Muliawan Suyitno mengatakan, rekomendasi tersebut telah direspons melalui penerbitan safety circular untuk semua operator penerbangan. Salah satunya terkait peningkatan pelatihan pilot lewat simulator dalam berbagai attitude pesawat, terangnya.

Dari beberapa hal diatas faktor manusia (human factor ) berperan dalam terjadinya kecelakaan tersebut. Adanya gangguan di IRS membuat perhatian pilot tertumpu pada hal tersebut. Diffuse attention , inefisiensi kognitif disertai adanya disorientasi pilot menyebabkan pilot gagal dalam memperoleh informasi yang dipercaya untuk melakukan urutan tindakan yang efektif dalam menghadapai ancaman. Pilot juga gagal mengingat apa yang harus dilakukan ketika menghadapi situasi ancaman. Dalam hal, ini pilot juga tidak dapat membedakan perhatian terhadap berbagai jenis ancaman sehingga banyak menghabiskan waktu bagaimana melakukan tindakan yang dapat menyelamatkan diri.

Dari uraian diatas tentang Gangguan Emosi pada Penerbang sebagai Faktor Penyebab Kecelakaan Terbang, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam mengamati gangguan emosi ternyata ada sejumlah faktor psikologis yang perlu diperhatikan yang dapat memberikan kontribusi terhadap kegagalan pengambilan keputusan.Gangguan emosi dalam bentuk stress emosi dapat menghambat kemampuan kognitif dalam bentuk meningkatnya kewaspadaan yang berlebihan yang dapat memberikan konsekuensi pada hambatan perhatian dan menyempitnya pengamatan seseorang. Kondisi emosi stress juga menghambat kemampuan penerbang melakukan penilaian situasi sebagai dasar pertimbangannya untuk bertindak secara efektif.

(dari berbagai sumber)

Sabtu, 28 Maret 2009

Dunia baru

Awal petualangan di dunia maya,membuat terasa dunia tidak sempit. Kebetulan profesiku membutuhkan informasi dan membutuhkan banyak klien dan mitra untuk pengembangan ilmu. Bagi teman-teman yang butuh konsultasi tentang THT,mudah-mudahan aku dapat membantu