Jumat, 01 Mei 2009

Seputar isue di lingkungan TNI AU yang mempunyai nilai berita/jual

Saat Orde Baru, wartawan merupakan figur yang dipandang sebelah mata oleh instansi sipil maupun militer. Instansi militer atau sipil sangat alergi dengan kehadiran wartawan saat itu. Dengan bergulirnya zaman dan adanya kebebasan pers, wartawan menjadi mitra untuk menyampaikan informasi yang perlu di liput dan masyarakat ketahui. TNI AU dengan kekhasannya mempunyai hal-hal dapat sebagai bahan untuk berita dan diketahui oleh kalayak ramai, antara lain :

a. Operasi Perbatasan. Contoh kasus – kasus yang terjadi pada opersi Perbatasan dapat di informasikan ke publik, sehingga publik tahu akan tugas berat yang diemban oleh TNI AU untuk mempertahankan kedaulatan NKRI. Sebagai contoh adalah Kasus Bawean. Penegakkan hukum oleh TNI AU pada tanggal 3 Juli 2003 adalah pada saat dilaporkan ada 5 pesawat F-18 yang terbang dari Kapal Induk USS Carl Vinson yang berlayar pada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan berada disekitar P. Bawean. Pesawat tersebut terbang dengan melaksanakan berbaai manuver, ketinggian bervariasi antara flight level 15.000 – 35.000 feet, kecepatan sekitar 450 Kts dan Squawk number (IFF mode 3/A) 1200. Tidak ada komunikasi dengan ATC Bali atau Surabaya sebagai unit pengatur lalu lintas udara daerah tersebut. Karena pesawat tersebut tidak memilki ijin dan tidak melakukan komunikasi sebagaimana yang di atur dalam ketentuan-ketentuan penerbangan. 2 (dua) pesawat F-16 TNI AU terbang dari Lanud Iswahyudi Madiun untuk melaksanakan proses identifikasi visual. Setelah melakukan berbagai manuver yang mengindikasikan bahwa tidak untuk melakukan permusuhan, akhirnya pesawat F-16 TNI AU dapat berkomukasi lewat radio dengan pesawat F-18 tersebut pada frekuens i UHF 243.0 (guard frequency) dan menanyakan identitas mereka. Dari rekaman video F-16 diketahui penerbang Hornet menyatakan “ We are F-18 Hornets from US Nav fleet, our position on International Water, stay aray from our warships “ dan menyebutkan Squawk. Number, serta tidak mempunyai ijin batas. Leader pesawt F-16 TNI AU menjelaskan bahwa mereka adalah F-16 TNI AU dengan tujuan melaksanakan misi identifikasi visual dan pesawat F-18 tersebut diminta kontak ke ATC setempat,karena “Bali control” tidak menegtahui status mereka. Akhirnya pesawat tersebut kembali mendarat di kapal induk dan F-16 TNI AU kembali ke Pangkalan Iswahyudi.

b. Latihan Gabungan (Latgab) dengan Negara Lain. Latihan gabungan dengan negara lain seperti halnya latihan gabungan Indonesia dengan Singapura (Elang Indopura), dengan Malaysia (Elang Malindo), dengan Thailad (Elang Thanesia) akan dapat menarik perhatian khalayak masyarakat Indonesia, dan menumbuhkan rasa kecintaan dan bangga kepada TNI dan TNI AU khususnya.

c. Kegiatan Demo Udara atau Olahraga Dirgantara. Olah raga aksi terjun payung, aksi demo Aeromodelling, terbang layang, Para motor, dan ordirga lainnya, merupakan olah raga yang cukup menarik untuk di nikmati oleh publik. Publik perlu mengetahui sehingga akan tumbuh raca cinta terhadap olah raga dirgantara.

d. Kegiatan Bakti Sosial TNI-AU. Dalam era sekarang ini belum seluruh masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan yang murah. Even bakti sosial yang diselenggarakan TNI AU untuk membantu masyarakat miskin disekitar lanud atau kesatuan TNI AU akan membuat publik mengetahui peran dan tugas jajaran kesehatan TNI AU kepada masyarakat miskin. Bentuk kegiatan dapat berupa operasi bibir sumbing, pengobatan umum, operasi katarak atau kegiatan lain.

Agar hal hal tersebut diatas dapat menjadi berita yang mempunyai nilai jual tinggi maka Dinas Penerangan TNI AU (Dispenau) harus selalu merangkul wartawan atau kalangan jurnalistik. Wartawan di jadikan mitra untuk membesarkan TNI AU, bahkan Dispenau sendiri harus aktif untuk mengirimkan berita kepada berbagai harian, jika ada kegiatan yang sekiranya perlu dipublikasikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar