Rabu, 09 Desember 2009

Kualitas Hidup Penderita Rinosinusitis Kronik Pasca Terapi Bedah

M.Roikhan Harowi 1, Soepomo Soekardono 1, Bambang Udji Djoko.R 1

Intisari

Rinosinusitis kronik (RSK) adalah gangguan yang mempunyai karakteristik adanya peradangan mukosa hidung dan mukosa sinus paranasalis yang berlangsung selama 12 minggu. RSK mempunyai pengaruh penting pada kualitas hidup penderita. RSK secara nyata akan menurunkan kualitas hidup akibat obstruksi hidung dan iritasi, gangguan penghidu, gangguan tidur dan gejala pilek yang peristen. Meskipun terapi bedah dapat mengurangi kejadian rekurensi infeksi pada penderita RSK, namun hanya sedikit diketahui efek terapi bedah pada kualitas hidup penderita. Bedah sinus endoskopi (BSE) adalah salah satu hal penting dalam pengobatan RSK. Perbaikan setelah BSE untuk RSK dilaporkan sangat baik hingga mencapai 98 %. Penggunaan BSE telah memperbaiki kemampuan untuk melihat anatomi dan perluasan penyakit menggunakan endoskopi. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan kualitas hidup penderita RSK yang dilakukan Bedah konvensional dengan yang dilakukan Bedah Sinus Endoskopi.

Penelitian ini menggunakan desain analisis cross sectional pada pasien yang telah dilakukah terapi bedah. Penderita RSK yang telah dilakukan terapi bedah dibedakan menjadi dua kelompok, kelompok bedah konvensional dan kelompok bedah sinus endoskopi. Masing-masing kelompok berjumlah 31 orang. Kualitas hidup dibandingkan pada minimal 6 bulan pasca bedah menggunakan Sinonasal Outcome Test 20. Data di analisis menggunakan uji X2 dan uji X2 Mantel Haenzel untuk mengevaluasi karakteristik subyek untuk masing-masing kelompok. Tidak ada perbedaan karakteristik subyek menurut kelompok terapi (p> 0,05). Ada perbedaan bermakna kualitas hidup menurut riwayat alergi (p=0,001). Tidak ada perbedaan rerata skor masing-masing item SNOT 20 menurut kelompok terapi (p>0,05). Hasil analisis regresi logistik menunjukkan ada perbedaan kualitas hidup menurut umur (p=0,032 95% KI 1,197-53,886) dan menurut riwayat alergi (p=0,033 95% KI 1,318-657,202). Tidak ada perbedaan kualitas hidup penderita RSK antara yang dilakukan bedah konvensional dengan BSE (p=0,095 95% KI 0,574-1034,074)

Kesimpulan : Tidak ada perbedaan kualitas hidup berdasarkan SNOT 20 penderita RSK yang dilakukan bedah sinus endoskopi dibandingkan yang dilakukan bedah konvensional.


Kata kunci : rinosinusitis kronik, kualitas hidup, SNOT 20, terapi bedah sinus
-------------------------------------------------------------
1. Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung tenggorok dan Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/ RSUP Dr. Sardjito

Tidak ada komentar:

Posting Komentar